Header Ads

Breaking News
recent

#UkraineRussiaWar, Kyiv Mulai Evakuasi Benda Berharga Nasional ke Luar Negeri

Setelah invasi Rusia dilakukan ke Ukraina beberapa hari yang lalu, pejabat di Ukraina mulai melakukan evakuasi sejumlah harta berharga milik nasional ke luar negeri.

Di antara yang dievakuasi adalah lukisan dan koleksi berharga di beberapa museum nasional. Rencananya benda-benda berharga bernilai miliaran dolar itu akan dititip ke sejumlah museum di Eropa untuk disimpan atau ditampilkan.

Perbankan di Ukraina juga mulai memindahkan cadangan emas mereka ke luar negeri atau ke kota lain yang dianggap akan aman dari invasi Rusia seperti kota Lviv yang digadang-gadang menjadi ibukota baru Ukraina di masa mendatang.

Berbagai laporan sudah mulai muncul pasukan Rusia menjarah sejumlah super market untuk memenuhi cadangan logistik mereka. Tidak terlepas juga bank-bank kecil yang dilewati pasukan Rusia turut di jarah.

Dalam sebuah invasi, benda-benda berharga ini akan menjadi incaran pasukan asing sebagaimana AS dkk melakukan hal yang sama di Irak.

Sampai saat ini belum ada tanda-tanda perang di Ukraina aka berakhir. Rusia malah menuduh Ukraina sedang mempersiapkan pembangunan bom kotor atau dirty bomb yang terdiri dari bahan nuklir.

Namun bukti ke arah itu sangat minim sehingga banyak media menganggapnya hanya sebagai rumor dari Kremlin.

Sekitar 16 ribu pasukan bayaran dari asing dilaporkan telah tiba di Ukraina untuk membantu pasukan setempat melawan Rusia.

Kremlin mewanti-wanti bahwa orang asing yang ikut perang akan dianggap sebagai kriminal bukan tahanan perang (PoW).

Perang antara Ukraina dan Rusia ini dibanding-bandingkan oleh berbagai pihak dengan kejadian perang sebelumnya.

Ada yang membandingkannya dengan perang antara Irak dan Iran dengan kekuatan Baghdad Saddam Hussein sebagai Irak dan Ukraina sebagai Iran.

Ada juga yang membandingkannya seperti invasi AS dkk ke Irak. AS sebagai Rusia mengingat posisinya sebagai adikuasa dan Irak sebagai Ukraina. Sementara Kurdistan sebagai daerah Donbass atau Republik Rakyat Donets dan Lugansk.

Ada juga yang membandingkannya dengan AS dkk menggempur Serbia. Di mana Serbia menjadi Ukraina dan Rusia sebagai AS.

Di lain pihak ada juga yang membandingkan Ukraina seperti Afghanistan dan Rusia seperti Uni Soviet yang menjajah Kabul dahulu kala dimana Polandia menjadi Pakistan tetangga yang berperan penting membantu pejuang Afghanistan mengusir penjajah Soviet.

Sementara itu Menlu Ukraina menuduh Rusia ingin menjadikan negaranya seperti Suriah yang mengalami perang dan konflik berkepanjangan.

Uniknya, sebelumnya Kremlin juga menuduh Ukraina ingin membuat Rusia mengalami disintegrasi khususnya di negara-negara bagian Islam. Hal itu karena Ukraina menampung buronan Kaukasia yang menjadi incaran Kremlin.

Namun dalam skala yang lebih besar, konflik Ukraina diperkirakan sengaja didorong oleh NATO untuk terjadi untuk membuat Kremlin sibuk dengan konflik yang akhirnya sudah kelihatan, Rusia diisolasi beberapa negara besar dalam bentuk sanksi.

Bukan rahasia lagi bahwa Rusia memang sedang bangkit baik di bidang ekonomi maupun pengaruh global khususnya di Afrika.

Rusia juga memanfaatkan konflik Ukraina ini untuk menandai siapa teman siapa lawan. Negara-negara yang ikut memberi suara mengutuk serangan Rusia ke Ukraina di PBB dilaporkan akan dibalas oleh Kremlin di masa mendatang.

Rusia juga sedang berusaha membentuk poros dunia baru bernama poros Rusia untuk menandingi koalisi anti-Rusia yang dibentuk oleh Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy yang mengklaim perjuangannya untuk menyelamatkan demokrasi dan kebebasan dunia.

Tidak ada komentar:

Diberdayakan oleh Blogger.